SENIN, 22 SEPTEMBER 2014
SUARA MERDEKA
1.
Bendung Bener
Masuk Tahap Pembebasan Tanah
PURWOREJO-Pemerintah
pusat tampaknya serius untuk merealisasikan pembangunan megaproyek bending atau
waduk di Desa Guntur, Kec. Bener, Purworejo. Pembangunan infrastruktur
pengairan itu, bahkan saat ini sudah memasuki tahap pembebasan tanah. Kepala Dinas
Pengairan Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Purworejo Susanto mengatakan,
Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO) suah selesai melakukan studi Land
Acquisition Resettlement Action Plan (LARAP). Susanto menjelaskan, studi LARAP
itu diperlukan untuk menganalisa tentang rencana tindakan pengadaan tanah dan
pemukiman bagi megaproyek bending Bener tersebut. Diungkapkannya, kebutuhan
luas lahan untuk pembangunan bendung Bener mencapai 649,9 hektare. Dari total
kebutuhan lahan tersebut, yang paling luas area genangannya berada di Kabupaten
Purworejo yang mencapai 534,4. Proses pembangunan bendung Bener ini
direncanakan sampai tahun 2019 dengan kebutuhan anggaran sekitar Rp 1,9
triliun. Ditambahkan Susanto, jika pembangunan bendung Bener tersebut bisa
terealisasi, maka akan memberikan dampak yang luar biasa terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Purworejo. Terutama untuk sektor pertanian akan memperoleh
manfaat yang sangat besar.
2.
SDM Petani Perlu
Ditingkatkan
PURWOREJO-Keinginan
Purworejo memiliki kampung bibit masih membutuhkan persiapan lama. Salah satu
yang harus dilakukan yakni meningkatkan SDM Petani, mulai dari proses produksi,
pemasaran, sampai menciptakan kultur lingkungan yang mendukung konsep wisata
bibit. Selain itu, pembangunan sarana infrastruktur juga harus dilakukan untuk
menopang agenda tersebut. Impian itu bisa terealisasi bila semua pihak saling
terlibat dalam program itu. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Purworejo,
Argo Prasetyo menyampaikan, selama ini petani masih menerapkan sistem
perkebunan tradisional yang dilakukan apa adanya. Nantinya, pihaknya akan
melakukan pendampingan intensif kepada petani agar mampu menerapkan sistem
modern. Program iyu merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan petani
perkebunan bibit yang ada di tiga kecamatan yakni Kec. Pituruh, Kemiri, dan
Bruno.
PURWOREJO EKSPRES
3.
Elpiji 3 Kg
Tembus Rp 25 Ribu
KEMIRI-Kelangkaan
gas elpiji 3 kilogram, masih berlanjut. Meski pemkab menyatakan tak terjadi kelangkaan,
pembatasan dan pengurangan kuota jatah penjualan dimasing- masing pengecer
memaksa para pengguna gas elpiji saling berebut. Bahkan harga elpiji ukuran 3
kilogram ditingkat pengecer sudah mulai tak terkendali. Dibeberapa desa, harga
gas melon ini tembus hingga Rp 25 ribu setiap tabung. Meski ditiap pedagang
berbeda- beda, namun rata- rata pengecer mulai menjual gas elpiji dengan harga
Rp 20 ribu per tabung. Seorang warga mengatakan, kini masyarakat kesulitas
untuk mendapatkan gas elpiji bersubsidi. Warga berharap, pertamina dan Pemkab
secara serius diminta bisa mengatasi kelangkaan gas elpiji, diharapkan,
pertamina dan pemkab untuk turun langsung guna mencari tau yang sebenarnya
terjadi. Jika memang terjadi kelangkaan harus ada upaya serius, jika ada
penyalah gunaan atau terdapat agen nakal supaya ditindak secara tegas. Agar warga
bisa kembali mendapatkan elpiji secara lancar.
0 komentar:
Posting Komentar