SELASA, 11 MARET 2014
PURWOREJO EKSPRES
1. Dana Cadangan Pilkada Rp 7 Miliar
PURWOREJO-Saat ini pelaksanaan sukesi mulai dibahas dalam rencana kerja
(Renja) tahun 2015, terutama terkait kebutuhann penganggaran untuk
kegiatan Pilkada bupati dan wakil bupati. Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bapeda) Kabupaten Purworejo, Said Romadon
mengungkapkan, untuk kegiatan Pilkada, Pemkab sudah menabung
sejak 2011 yang diatur melalui Peraturan Daerah (Perda) Dana Cadangan.
Sesuai Perda tersebut, setiap tahun tabungan untuk kegiatan Pilkada
dialokasikan Rp 2 Miliar. Targetnya sampai tahun ini mencapai Rp 7
Miliar. APBD tahun ini pun mengalokasikan anggaran dana cadangan Pilkada
sebesar Rp 2 Miliar.
2. 50 Arsiparis Disdikbudpora Digembleng Pengelolaan Arsip
PURWOREJO-Sebanyak 50 orang petugas pengelola arsip atau arsiparis dari
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda
dan Olahraga (Disdikbudpora) digembleng bidang pengelolaan arsip.
Penggemblengan itu dilakukan melalui kegiatan bimbingan teknis yang
diselenggarakan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) di Gedung
Diklat BKD Kutoarjo (10/3). Kasi Akuisisi Pengelolaan Arsip dan
Dokumentasi, Didik Budi Prasetyo menjelaskan, bimbingan teknis itu
bertujuan mengubah mindset aparatur tentanG arti penting arsip sebagai
dokumen negara.
3. Retribusi Pasar Kutoarjo Ditarget Rp 468 Juta
PURWOREJO-Retribusi Pasar Kutoarjo pada 2014 ditarget mencapai Rp
468,310 juta. Target tersebut jauh lebih banyak dibandingkan target 2013
yang hanya Rp 298,310 juta. Naiknya target tersebut menyusul
tercapainya target retribusi 2013 dan merupakan prestasi terbaik yang
pernah diraih lantaran pada tahun sebelumnya target retribusi pasar
tersebut tak pernah tercapai. Kepala Pasar Kutoarjo Susena mengatakan,
naiknya target tersebut menjadi tantangan bagi pengelola pasar.
Pasalnya, selain dituntut mendapatkan target retribusi, pengelola pasar
juga dituntut melakukan penataan pasar agar terlihat rapi dan bersih.
4. Angkutan Umum Diminta Kreatif Perbaiki Layanan
PURWOREJO-Bisnis angkutan umum dari tahun ke tahun terus mengalami
keterpurukan. Karena itu, para pemilik angkutan dituntut untuk
berinovasi dengan melakukan perbaikan layanan kepada pengguna jasa.
Misalnya, dengan memperbaiki kursi, menyediakan fasilitas music, dan AC
agar pengguna jasa lebih tertarik menggunakan jasa angkutan umum. Salah
satu awak angkutan Kutoarjo-Grabag mengatakan, langkah itu dicoba
dilakukan para awak angkutan agar bisa keluar dari keterpurukan.
Pasalnya, sampai saat ini jumlah angkutan pedesaan dan kota terus
berkurang dan semakin sepi. Bahkan, tidak sedikit pelaku usaha kolaps
karena tidak mampu menutup biaya operasional yang semakin tinggi.
KEDAULATAN RAKYAT
5. Sungai Bogowonto Mematikan
PURWOREJO-Sungai Bogowonto di wilayah Kabupaten Purworejo merupakan
daerah aliran berbahaya, bahkan mematikan. Mengingat karakteristik
aliran sungai ini dengan pola airnya yang deras dan memiliki struktur
bebatuan. Ketua Tim SAR Purworejo mengatakan, dalam tiga tahun ini
hingga akhir Februari sudah ada lima korban tewas di sungai tersebut.
Dijelaskan, karakter Sungai Bogowonto dai hulu hingga hilir sangat
bervariasi. Beberapa titik memiliki kedung yang cukup dalam dan beberapa
titik lain berarus tenang tapi menjebak. Untuk menghindari kecelakaan,
diperlukan sosialisasi dengan imbauan kepada warga masyarakat untuk
tidak bermain mendekati aliran sungai jika belum memahami kondisi
sungainya, terutama bagi mereka yang tidak bisa berenang.
Selasa, 11 Maret 2014
Langganan:
Postingan (Atom)